Turunnya harga emas yang
cukup signifikan beberapa bulan belakang ini dimanfaatkan warga Bireuen,
Aceh, untuk membeli mahar pernikahan.
Informasi yang dilansir
tribun-timur.com yang dihimpun
Kompas.com,
Kamis (11/7/2013), kendati memasuki bulan suci Ramadhan, daya beli emas
cenderung meningkat terutama bagi pasangan calon pengantin yang berniat
menikah selepas hari raya Idul Fitri nanti.
Seperti yang
dilakukan Yulistiani (23), warga Geulanggang Gampong, Kecamatan Kota
Juang, Kabupaten Bireuen. Ia sudah diminta calon suami untuk segera
membeli emas kendati tanggal pernikahan masih dua bulan lagi.
“Kalau
tidak sekarang takutnya harga emas kembali naik dekat Lebaran. Jadi
untuk persiapan calon suami sudah memberi uang untuk membeli mahar
berupa kalung,” jelas Yulistiani, seraya menambahkan bahwa mahar senilai
10 mayam atau 30 gram lebih itu dibeli seharga Rp13 juta.
Senada
dikatakan Hj Rohani, ibu rumah tangga asal Desa Cot Mesjid, Kecamatan
Juli. Dia memanfaatkan turunnya harga emas untuk membeli mahar bagi
putranya yang berencana melangsungkan pernikahan pada Lebaran hari
keenam.
“Perkiraan awal saat tunangan harga emas masih Rp 1,5
juta per mayam. Saat ini Rp1,2 juta, jadi kalau tidak cepat beli
takutnya naik lagi,” sebut Rohani.
Seorang penjual emas, H Ahmad,
membenarkan bahwa minat masyarakat untuk membeli emas mulia meningkat
menjelang bulan Ramadhan. “Mungkin masyarakat khawatir harganya naik
kembali menjelang Lebaran, namun kita tidak bisa pastikan,” ungkapnya.
Menurut
H Ahmad, peningkatan pembeli emas mencapai 50 persen dibandingkan hari
biasa. Kebanyakan membeli untuk mahar pernikahan. “Rata-rata dibeli
dalam bentuk kalung dan cincin yang terbuat dari emas murni,” sebutnya.
Selain
untuk mahar, warga juga membeli emas untuk investasi. Saat ini harga
emas per mayam berada di kisaran Rp 1,2 juta atau Rp 350.000 per gram.
(*)
Sumber:
Kompas.com