“Permintaan yang sepi dan tawaran harga jual yang melemah membuat ekspor biji kopi nyaris stagnan,”kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut Andryanus Simarmata di Medan, Kamis. Harga ekspor biji kopi arabika diminta importir sekitar Rp46.000 per kilogram, sedangkan harga di lokal sudah Rp43.000. “Dengan kondisi itu bagaimana mau mengekspor,”katanya.
Eksportir semakin tidak berani bertransaksi khususnya mengikat kontrak baru karena harga di pasar internasional sangat fluktuatif cepat. Wakil Ketua Bidang Speciality Industri Kopi AEKI Sumut Saidul Alam menyebutkan, eksportir memlih “wait and see” karena takut merugi dengan harga yang berfluktuasi cepat dan tren melemah.
Importir sendiri menilai harga kopi biji khususnya berasal dari Sumatra terlalu tinggi. Harga ideal pembeli di kisaran 5-5,2 dolar AS per kilogram, sedangkan harga kopi asalan di Medan sudah Rp40.000-Rp41.000.
Menurut Saidul, harga jual yang bertahan mahal di pasar lokal sendiri merupakan dampak dari produksi yang belum memadai meski saat ini mulai masuk masa panen.
Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sumut Fitra Kurnia mengatakan, ekspor biji kopi arabika hingga Agustus 2012, berdasarkan data surat keterangan asal (SKA), masih bertumbuh 8,8 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Volume ekspor kopi arabika sebanyak 42, 240 juta kilogram senilai 263,832 juta dolar AS. “Memang ekspor tren melemah, tapi masih ada peningkatan dibandingkan tahun lalu meski sedikit,” katanya. Ekspor kopi Sumut ditujukan ke AS, Singapura, Kanada, Jerman, Jepang, Australia, dan Belgia.
Seorang petani kopi di Sidikalang R. Sembiring menyebutkan, harga jual kopi di tingkat petani semakin melemah. “Bayangkan dari sebelumnya sempat Rp23.000 per kilogram, pekan ini tinggal Rp15.500 per kilogram,” katanya. Selain harga beli melemah, permintan dari pedagang juga sepi dengan alasan pabrikan mengurangi pembelian sebagai dampak ekspor berkurang.
“Meski harga anjlok, yah terpaksa jual juga, karena takut harga semakin turun karena mau memasuki masa panen di Oktober,” katanya.
Sepenuhnya diambil dari : http://www.citizenjurnalism.com/world-news/business/permintaan-dan-harga-ekspor-kopi-semakin-melemah/